Pertanyaan
yang sebenarnya saat ini sangat penting, tetapi tidak mendapatkan
perhatian yang serius oleh komunitas bangsa Indonesia. Komunitas bangsa
yang memiliki jumlah penduduk sangat besar, bangsa yang memiliki
kekayaan alam luar biasa banyak, dan bangsa yang cerdik pandai luar
biasa besar jumlahnya, namun berpotensi menjadi negara gagal/negara
bangkrut, negara miskin, karena terlilit kesulitan dan kemiskinan. Mengapa Kita Harus Berbisnis?
Saya
mencoba merangkai banyak informasi untuk mempertegas pentingnya
anak-anak bangsa harus mulai belajar bisnis. Karena jika tidak, bangsa
Indonesia yang besar, yang kaya sumberdaya alam, yang banyak memiliki
cendekiawan-cendekiawan bergelar doktor, yang memiliki banyak
universitas hingga ke pelosok-pelosok kabupaten dengan ribuan fakultas,
akan menjadi bangsa penonton disebuah zaman.
Lihatlah fenomena ini, seperti yang dilansir oleh Kompas beberapa waktu lalu. Berdasarkan angkatan kerja, tahun 2009 ini ada 116,5 juta orang di negeri ini yang menyerbu pasar kerja.
Mereka
sebagian besar ingin menjadi pegawai negeri, atau pegawai kantoran,
kerja yang nyaman di ruangan ber AC, bisa menelpon atau berhahahihi, cathing atau berfacebookria,
sembari setiap bulan menunggu gajian. Bekerja bagi mereka adalah masuk
kantor setiap hari, entah apa yang dikerjakan, bukan sesuatu yang
penting.
Jadi pengusaha/pewirausaha? Nanti dulu, itu pekerjaan yang diharapkan banyak orang, tetapi kecelakaan.
Menyeramkan
memang, apa yang akan terjadi oleh negeri ini karena jika penduduk
sudah mencapai 228,9 juta jiwa, maka akan ada 168,9 juta jiwa atau 73,3
persen diantaranya merupakan penduduk usia kerja. Dari jumlah ini, 116,5
juta orang atau 69 persen dari penduduk usia kerja dipastikan menyerbu
pasar kerja sehingga sangat "menakutkan" karena
pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam lima tahun mendatang belum jelas
besarannya diangka berapa. Apalagi jika terorisme masih membayangi
kondisi keamanan Indonesia dan ekonomi global belum pulih benar.Alamak.
Kita seperti tidak sedang menghadapi situasi darurat dengan kondisi
seperti ini!
Mengutip
data dari sebuah sumber yang menyajikan proyeksi data pengangguran
terdidik Indonesia, membuat saya semakin bersemangat menuntaskan tulisan
ini.Bahwa penting mengapa kita harus berbisnis/berwirausaha mulai
sekarang.Setidakmya kita belajar memulainya.
Saat
ini jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia sudah mencapai 2.874 buah
dengan jumlah sarjana yang dihasilkan setiap tahun diperkirakan mencapai
2,3 juta sarjana baru dari berbagai jurusan. Versi lain memproyeksikan
bisa mencapai 2,8juta sarjana per tahun. Pertanyaannya berapa sarjana
yang terserap untuk angkatan kerja.
Ini
baru bicara tentang sarjana, berapa yang Diploma, lulus SMA atau yang
tidak dapat melanjutkan sekolah karena ketiadaan biaya.
Dahulu,
menurut sumber yang menjadi rujukan tulisan ini, seorang Menteri
memperkirakan Indonesia setiap tahunnya membutuhkan setidaknya 75 ribu
orang sarjana (meskipun ada yang menyebutnya pertumbuhan pegawai
diharapkan nol persen karena beban biaya yang harus ditanggung oleh
negara). Jika angka ini benar, berapa sarjana yang menganggur dalam
setiap tahunnya.?
Kami
tak akan berpanjang-panjang bertutur tentang pengangguran, apalah
artinya. Namun banyak cerita di Majalah Wirausaha dan Keuangan (WK)
halaman berikutnya, yang dapat kita petik untuk pembelajaran dan
mendapat jawaban mengapa kita harus berbisnis?
Para pemimpin negara, orangtua, serta pendidik, harus mulai menyadari mau menjadi apa generasi-generasi penerus kita kelak.
Jika
semua orang ingin menjadi pegawai, dan bersikap masa bodoh dengan
proses edukasi kewirausahaan bagi generasi muda kita, maka kita akan
mendapati generasi penerus kita akan menjadi penonton di negerinya
sendiri.
Categories: Ilmu Bunda
0 komentar:
Posting Komentar